Skip to main content

Teori-teori yang menentang Kebangkitan Yesus



(Matius 27:57-66; 28:11-15).


Setelah kita melihat adanya 12 bukti-bukti sejarah yang meneguhkan kebenaran bahwa Allah membangkitkan Yesus dari antara orang mati (1Kor. 15:15; Gal. 1:1; Kis. 2:24), kita perlu melihat bahwa ada cukup banyak teori-teori yang bersifat naturalistik yang menolak adanya intervensi ilahi atau supranatural dalam menjelaskan fakta-fakta yang ada. Mari kita memperhatikan bahwa teori-teori yang menentang fakta bahwa Yesus telah bangkit dari kematian memiliki banyak kelemahan dan tidak mampu menjelaskan bukti-bukti yang ada secara konsisten:


1. Konspirasi — Sebagian orang berpikir dengan penuh curiga bahwa jangan-jangan Yesus bersepakat dengan para murid untuk menipu orang lain akan kebangkitannya. Teori ini mengasumsikan karakter Yesus yang korup, yang jelas tidak sesuai dengan gambaran Alkitab dan kesaksian sejarah akan kesempurnaan moral dari Yesus. Lagipula, bagaimana mungkin para murid bisa melewati serdadu-serdadu Romawi yang menjaga kubur Yesus dengan persenjataan lengkap? Bagaimana pula kemudian mereka mampu menggulingkan batu yang begitu besar menutupi kubur Yesus? Selanjutnya, hipotesa konspirasi tidak mampu menjelaskan kerelaan murid-murid untuk memberitakan kematian dan kebangkitan Yesus sampai dianiaya dan sebagian mati martir. Semua orang berbohong untuk keuntungan, tetapi murid-murid justru mengalami kerugian dan menunjukkan ketulusan iman mereka.

2. Salah Makam — Ada yang mengatakan bahwa mungkin para murid datang ke makam/kubur Yesus yang salah. Namun pandangan seperti ini melupakan bahwa lokasi kubur Yesus diketahui banyak orang, termasuk pemilik dari kuburan itu, Yusuf orang Arimatea yang sangat terkemuka. Mudah sekali bagi kaum Yahudi dan Romawi untuk menguak kebohongan para murid dengan menunjukkan kubur yang benar di mana mayat Yesus masih tergeletak di sana.

3. Pingsan — Teori yang mengatakan bahwa Yesus tidak mati melainkan hanya pingsan atau mati suri ketika disalib tidak masuk akal karena Yesus bukan hanya mengalami siksaan yang begitu hebat menjelang penyaliban, tetapi juga mustahil Yesus dapat bertahan melalui proses penyaliban yang sudah terbukti ampuh untuk membunuh para kriminal pada zaman itu (demikian pula standar medis masa kini). Para serdadu Roma pun tidak jadi meremukkan kaki Yesus karena mereka melihat Yesus telah meninggal dan bahkan dipastikan oleh tikaman tombak ke lambung Yesus (Yoh. 19:33-34).

4. Halusinasi — Sebagian orang berkata para murid Yesus berhalusinasi ketika melihat Yesus yang bangkit karena mereka mendambakan adanya kebangkitan tersebut. Kelemahan terbesar dari teori ini adalah Yesus bukan hanya menampakkan diri kepada satu dua orang saja, tetapi kepada 500 orang lebih yang sebagian masih hidup pada masa itu (1Kor. 15:6) dan selama 40 hari dalam peristiwa yang berbeda-beda (Kis. 1:3), sehingga mustahil halusinasi dapat terjadi secara bersamaan kepada begitu banyak orang. Selain itu, kaum Yahudi tidak memiliki konsep kebangkitan orang mati kecuali pada akhir zaman, sehingga tidak mungkin mereka berhalusinasi akan hal yang sama sekali tidak mereka harapkan terjadi pada masa mereka hidup.

5. Legenda — Cukup banyak orang, khususnya di zaman modern ini, yang melihat Alkitab dan catatan PB mengenai Yesus dan kebangkitannya hanyalah sebuah legenda atau mitos yang penuh dengan rekayasa dan fantasi dari para murid yang tidak sesuai dengan sejarah. Tetapi, teori ini tidak bisa menjelaskan transformasi para rasul yang begitu radikal dari yang tadinya penakut menjadi pemberani khususnya Yakobus dan Paulus. Paulus berubah dari penganiaya menjadi pemberita Injil oleh karena berjumpa dengan Yesus yang bangkit. Mungkinkah mereka rela mati bagi sebuah kebohongan? Lagipula, catatan mengenai kubur kosong dan kesaksian para murid yang melihat Yesus bangkit tidak hanya ada ditulis di dalam Alkitab, tetapi juga di luar Alkitab dan oleh penulis non-kristen, yang sangat dekat waktu penulisannya dengan peristiwa kebangkitan tersebut.

6. Salah Orang — Ada sumber atau kitab tertentu yang mengatakan bahwa orang yang mati disalib bukanlah Yesus, tetapi orang lain (mis. Yudas Iskariot atau Simon orang Kirene). Pandangan seperti ini jelas tidak mungkin, karena mengapa orang yang akan disalib tidak berteriak minta tolong bahwa ia bukan Yesus? Juga masa tidak ada orang yang bisa mengenalinya?

7. Yesus tidak disalib — Ajaran yang menegaskan bahwa Yesus tidak dibunuh dan disalib jelas tidak sesuai dengan Alkitab yang mengklaim sebaliknya, yang didukung oleh tulisan-tulisan sejarah dari kaum non-kristen seperti Thallus, Tacitus, Lucian, Mara Bar Serapion, Josephus, juga kaum liberal seperti Gerd Ludemann, Paula Fredriksen, dan John Dominic Crossan. Sumber atau kitab yang mengklaim Yesus tidak disalib harus berhadapan dengan fakta sejarah yang benar dan tidak direkayasa. Bahkan dalam tulisan Josephus (sejarawan Yahudi) dicatat bahwa para murid melaporkan perjumpaan mereka dengan Yesus yang bangkit dan hidup!


Masih banyak teori-teori liar yang ditawarkan oleh berbagai pihak untuk menyangkali bukti-bukti kebangkitan Yesus. Namun demikian, kita mendapati semuanya tidak mampu memberikan penjelasan yang memuaskan. Bukti-bukti tersebut juga ditopang oleh sumber-sumber non-kristen atau skeptis terhadap iman Kristen. Dapatkah kita meyakini bahwa Yesus benar-benar telah bangkit?

Perenungan pribadi:
1. Maukah kita hidup radikal seperti jemaat mula-mula yang senantiasa hidup memberitakan tentang kebangkitan Yesus?
2. Apakah kita mau mengabdikan diri kita kepada Tuhan sebagai apologis-apologis masa kini yang sedang dinanti-nantikan oleh dunia ini?

Referensi:
· Gary Habermas & Michael Licona, The Case for the Resurrection of Jesus (Kebangkitan Yesus Dalam Gugatan), Literatur Perkantas Jatim, 2013.
· Lee Strobel, The Case for Christ (Penyelidikan tentang Kristus), OMID Publishing House, 2017.
· Michael Licona, The Resurrecton of Jesus, IVP Academic, 2010.

Repost:
· Renungan Apologetika Indonesia IG: @apologetikaindonesia

Baca juga artikel:
· Bukti-bukti Kebangkitan Yesus

Popular posts from this blog

Injil Barnabas, "Yesus bukan Mesias" Injil palsukah itu?

Kebangkitan Yesus sebagai fondasi Apologetika Kristen