Skip to main content

Apakah Paulus mengutip filosofis-filosofis yang non Kristen?

Apakah Paulus mengutip filosofis-filosofis yang bukan seorang Kristen dalam perjanjian baru?  Ya. Namun, ia tidak mengutip perkataan filosofis-filosofis ini untuk mendukung mereka. Sebaliknya, Paulus mengutip perkataan-perkataan mereka untuk membela dan menyebarkan kabar baik. Namun, untuk dapat melakukannya, Paulus harus mempelajari apa yang diajarkan oleh filosofis-filosofis ini. Maka, jika Paulus dapat melakukannya, kitapun boleh melakukannya, asalkan kita dapat meletakkan pernyataan-pernyataan mereka dengan konteks yang benar dengan tujuan menunjukkan kesalahan dan atau membangun jembatan untuk menyampaikan injil Tuhan.

Paulus mengutip Menander dalam kitab Kisah Para Rasul dan dalam 1 Korintus. Dia mengutip Epimenides dalam kitab Titus. Mari kita lihat kutipan yang Paulus lakukan.


Kisah Para Rasul 17:28
Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu:
Sebab kita ini dari keturunan Allah juga.
Bagian pertama dari ayat di atas dikutip dari Cretica buatan Epimenides, dan bagian kedua dari ayat ini dikutip dari nyanyian kepada Zeus, ditulis oleh Aratus, seorang penyair. Kedua kalimat ini ditujukan kepada Zeus dalam literatur Yunani, namun Paulus menujukannya kepada Sang 
Pencipta.
Sama seperti penyair-penyair Yunani lainnya, kalimat yang digunakan oleh Paulus memiliki arti panteistik, namun Paulus menggunakannya untuk mengungkapkan tujuannya sendiri, yang malah mengajarkan tentang Ketuhanan spiritual yang murni dan personal.


1 Korintus 15:33
Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik.
Kalimat ini berasal dari karya Menander, seorang penyair, yang kemungkinan diinspirasi oleh Sokrates. Kata “Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik” ditemukan pada sebuah drama buatan Menander (tahun 3-4 S.M.) namun kemungkinan besar telah menjadi ungkapan yang umum bagi masyarakat zaman Paulus


Titus 1:12
Seorang dari kalangan mereka, nabi mereka sendiri, pernah berkata:     "Dasar orang Kreta pembohong, binatang buas, pelahap yang malas."
Nabi yang disebutkan adalah Epimenides, atau Gnossus di Kreta. Ia diutus untuk menyucikan Atena dari polusi yang disebabkan oleh Cylon. Epimenides dianggap sebagai peramal dan nabi, penyair, dan orang kudus.

Seperti yang kita dapat lihat, Rasul Paulus jelas mengutip perkataan dari orang-orang yang tidak percaya. Namun, saya harus tekankan sekali lagi, pengutipan yang Paulus lakukan tidak dilakukan untuk mendukung inspirasi atau kebijaksanaan mereka. Kita sebagai orang Kristen mungkin akan menemukan sesuatu dari kitab Mormon, atau bahkan Quran. Namun, dalam mengutipnya, tujuan kita haruslah untuk menunjukkan kesalahan dari pernyataan tersebut dan mempromosikan kebenaran Firman Allah yang tertulis di alkitab.

Orang Kristen bebas mempelajari filosofi dan sistem agama lain. Namun, kita harus melakukannya dengan tujuan menggunakan informasi yang kita miliki untuk memperlengkapi diri kita sendiri, saudara seiman kita, dan mengekspos kesalahan dari sistem atau pemikiran orang lain.


2 Korintus 10:5
Kami mematahkan setiap siasat orang dan merubuhkan setiap kubu yang dibangun oleh keangkuhan manusia untuk menentang pengenalan akan Allah. Kami menawan segala pikiran dan menaklukkannya kepada Kristus,


Note:
Panteistik adalah ajaran bahwa segala barang merupakan Tuhan abstrak imanen yang mencakup semuanya, atau bahwa Alam Semesta, atau alam, dan Tuhan adalah sama. Panteistik adalah konsep ketuhanan yang nonpersonal. 

Tuhan personal adalah Tuhan yang memiliki kehendak, memiliki keinginan, bisa marah, dan lain sebagainya seperti yang diatributkan pada Tuhan Abrahamik seperti Allah, YHVH, hingga dewa dewi di berbagai agama. Sementara Tuhan nonpersonal umumnya merujuk pada hal-hal seperti kesadaran, energi, dan alam semesta itu sendiri.

Popular posts from this blog

Injil Barnabas, "Yesus bukan Mesias" Injil palsukah itu?

Kebangkitan Yesus sebagai fondasi Apologetika Kristen